KULON PROGO – Memasuki era digital, perangkat gawai tak lagi asing bagi siapa pun, termasuk anak-anak. Untuk membahas pentingnya peran guru dalam memandu generasi muda di era digital, sebuah mini seminar bertajuk ‘Guru Sebagai Navigasi Digital: Membangun Generasi Digital yang Aman dan Bertanggung Jawab’ diadakan pada Selasa, 26 September 2023, di Kulon Progo.

Acara yang dimulai pukul 13.20 WIB ini dihadiri oleh para operator sekolah dari 10 SD di Kulon Progo. Yang mana, dalam sesi awal, terlihat antusiasme para partisipan yang tampak serius mempersiapkan diri untuk mendapatkan ilmu baru tentang dunia digital dan cara membimbing siswa mereka.

Dipandu oleh moderator, Bayuarga Damar, acara ini langsung masuk ke pembahasan inti yang disampaikan oleh narasumber, Deris Frihastin, S. Sos., M. A. Frihastin, yang dikenal sebagai seorang pakar di bidangnya, membuka wawasan peserta dengan presentasi yang berisi data dan fakta terkini tentang anak-anak dan dunia digital.

Frihastin memulai penjelasannya dengan fakta yang cukup mengejutkan, yaitu bahwa 38% anak-anak di bawah dua tahun sudah menggunakan perangkat seluler. Lebih lanjut, 17% dari mereka menggunakan perangkat seluler setiap hari. Data ini menjadi pembuka mata bagi peserta tentang betapa pentingnya peran mereka sebagai guru dalam membimbing dan melindungi anak-anak di era digital ini.

Tidak hanya itu, Frihastin juga menyoroti risiko-risiko yang bisa muncul dari penggunaan perangkat digital yang tidak terkontrol. Dia membahas tentang bagaimana perundungan siber, sexting, dan kecanduan internet bisa menjadi ancaman bagi anak-anak. Namun, Frihastin tidak hanya memaparkan sisi negatif dari penggunaan gawai. Dia juga menekankan pentingnya peran edukasi dalam menggunakan perangkat digital.

Menurut Frihastin, dokter anak merekomendasikan waktu bermain di depan layar (screen time) maksimal satu jam bagi anak usia 2-5 tahun. Hal ini menjadi penting mengingat rata-rata anak di bawah usia delapan tahun menghabiskan 67 menit setiap hari di depan perangkat mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan panduan orang dewasa dalam memastikan anak-anak menggunakan waktu mereka di depan layar dengan bijaksana.

Namun, penggunaan perangkat digital juga memiliki manfaat positif. Menurut Frihastin, studi menemukan bahwa memainkan permainan edukatif bermanfaat bagi anak-anak usia TK dan mereka belajar lebih baik dari orang lain dibandingkan dengan komputer. Selain itu, penggunaan internet berlebihan pada remaja kerap dihubungkan dengan masalah kesehatan mental dan gangguan tidur. Untuk itu, CDC mengatakan bahwa remaja tidak boleh mendapatkan lebih dari dua jam screen time dalam sehari.

Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab dimulai. Ada banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta, salah satunya datang dari SDN Jeruk. Mereka menanyakan tentang masalah kesehatan mata yang dapat disebabkan oleh penggunaan gawai. Frihastin menjawab pertanyaan tersebut dengan detail dan penjelasan yang jelas, memberikan solusi dan saran kepada peserta.

Setelah sesi tanya jawab, peserta diajak untuk mengikuti workshop screentime. Dalam workshop ini, peserta diajarkan bagaimana cara mengatur waktu bermain di depan layar untuk anak-anak, dan bagaimana membuat penggunaan perangkat digital menjadi lebih produktif dan bermanfaat.

Mengakhiri acara, peserta diajak untuk mengisi kuisioner dari panitia dengan tema Digital Use. Ini dilakukan untuk mengukur seberapa efektif peran teknologi sebagai alat bantu dalam guru-guru memberikan materi kepada siswanya.

Acara ini berakhir pada pukul 15.10 WIB, diakhiri dengan sesi foto bersama antara peserta dan panitia. Para peserta tampak puas dengan ilmu yang mereka dapatkan di seminar ini. Mereka tampak lebih siap untuk membantu siswa mereka dalam menghadapi dunia digital yang semakin maju.

Dengan seminar ini, diharapkan para guru dapat lebih memahami tentang bagaimana menjadi navigator yang baik bagi siswa mereka di era digital. Mereka diharapkan dapat membimbing siswa untuk menggunakan teknologi dengan bijaksana, memanfaatkan manfaatnya, serta melindungi diri dari dampak negatifnya.